Di dalam ajaran Islam, ada aturan yang mengatur makanan dan minuman yang dikonsumsi. Hanya makanan dan minuman yang halal dan thoyib saja yang diperbolehkan bagi umat Islam. Sebagai umat yang taat, memilih makanan dan minuman yang diatur oleh agama adalah suatu kewajiban. Hal itu pasti ada hikmah dan nilai kebaikan yang terkandung di dalamnya.
Seperti yang sudah dibahas di tulisan pertama (baca tulisan pertama dengan klik ini), di bagian kedua ini akan dibahas juga hewan-hewan yang haram dikonsumsi. Mudah-mudahan dengan tulisan ini bisa menjadi pengetahuan sekaligus edukasi bagi umat Islam pada umumnya.
6. Binatang buas bertaring
Haramnya memakan daging binatang buas bertaring ini berdasarkan hadits dari riwayat Muslim berikut ini: Abu Hurairah ra. dari Nabi Saw. bersabda, “Setiap binatang buas yang bertaring adalah haram dimakan.”
Baca Juga: Meneladani Cara Makan Rasulullah
Hewan-hewan buas yang haram dimakan adalah hewan yang memiliki kuku dan taring yang tajam yang mampu menyerang dan dijadikan sebagai senjata perlindungan diri. Hewan-hewan itu seperti: singa, macan, harimau, serigala, anjing, beruang, kera, dan yang sejenisnya.
7. Burung berkuku tajam
Selain hewan buas yang sudah dijelaskan di poin 6, hewan lainnya yang dilarang (haram) dimakan adalah burung yang memiliki kuku tajam seperti burung garuda, rajawali, elang, dan yang sejenisnya. Aturan ini berlandaskan pada hadits berikut, “Rasulullah Saw. melarang dari setiap hewan buas yang bertaring dan berkuku tajam.” (H.R. Muslim).
Selain itu, dalam Syarh Sunnah, Imam Al-Baghawi berkata bahwa setiap burung yang berkuku tajam pun haram juga untuk dikonsumsi.
8. Keledai jinak (khimar ahliyyah)
Rupanya, keledai tidak boleh dimakan oleh umat Islam. Hal tersebut berdasarkan pada hadits berikut ini:
Jabir ra. berkata, “Rasulullah Saw. melarang pada perang Khaibar dari (makan) daging khimar dan memperbolehkan daging kuda.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Al-Jallalah adalah hewan berkaki dua atau empat yang makanan pokoknya adalah kotoran, baik memakan kotoran manusia atau hewan lainnya. Diharamkannya memakan Al-Jallallah karena adanya perubahan bau, rasa daging, dan susu yang dihasilkan hewan tersebut karena mengonsumsi kotoran. Akan tetapi, ada pendapat yang mengatakan apabila pengaruh kotoran pada bau, rasa daging, dan susunya hilang, maka tidak diharamkan.
Terkait Al-Jallallah ini ada dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Daud berikut, Ibnu Umar ra. berkata, “Rasulullah Saw. melarang dari jallalah unta untuk dinaiki.”
Baca Juga: Haramnya Sikap Sombong dan Ujub
10. Ad-Dhab (hewan mirip kadal)
Terkait hewan ini memang tidak diharamkan oleh Rasulullah Saw. Namun, Rasulullah Saw. memang tidak mengonsumsi hewan ini. Ad-Dhab sendiri merupakan sejenis kadal yang hidup di gurun pasir, misalnya di daerah Mesir, Libya, dan kawasan Timur Tengah.
Ad-Dhab tidak hidup di dua air seperti biawak yang sudah jelas haramnya. Ad-Dhab hanya hidup di darat (di gurun pasir) dan memang tidak membahayakan manusia. Hewan ini pun tidak makan daging kecuali makan rumput dan belalang. Namun, memang Rasulullah Saw. tidak makan ad-dhab.
Dari Ibnu Umar ra. bahwa Rasulullah Saw. bersabda, “Aku tidak pernah makan dhab, akan tetapi aku tidak melarangnya (tidak haram).” (H.R. Bukhari).
11. Hewan yang diperintahkan agama untuk dibunuh
Hewan lainnya yang diharamkan untuk dimakan adalah hewan yang memang diperintahkan agama untuk dibunuh. Diriwayatkan dari Aisyah ra. bahwa Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Lima hewan fasik yang hendaknya dibunuh, yaitu ular, tikus, burung sejenis gagak, dan anjing predator.” (H.R. Muslim dan Bukhari). Dalam hadits Bukhari ular diganti menjadi kalajengking.
Selain hewan-hewan yang disebutkan di atas, Imam Ibnu Abdil Barr dalam At-Tamhid juga berkata bahwa tokek atau cicak pun telah disepakati keharamannya.
Baca Juga: 5 Adab Muslim Terhadap Binatang
12. Hewan yang dilarang dibunuh
Hewan yang dilarang dibunuh berarti hewan yang tidak boleh dikonsumsi. Dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah Saw. pernah bersabda, “Rasulullah Saw. melarang membunuh 4 hewan, yaitu semut, lebah, burung hud-hud, dan burung surad.” (H.R. Ahmad).
Selain hewan-hewan tersebut, rupanya katak atau kodok pun dilarang juga untuk dibunuh. Hal itu berdasarkan hadits dari Abdur Rahman bin Utsman
13. Binatang yang hidup di dua alam
Pada dasarnya hewan yang hidup di dua alam itu halal dimakan, kecuali memang ada dalil yang mengharamkannya. Misalnya kepiting, hewan ini halal dimakan sesuai dengan pendapat Atha’ dan Imam Ahmad dalam kitab Al Mughni karya Ibnu Qudamah dan kitab Al-Muhalla karya Ibnu Hazm.
Sementara untuk katak atau kodok haram dimakan karena statusnya yang dilarang dibunuh seperti yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya.
Perasaan kamu tentang artikel ini ?
Sedekah dari harta yang haram akan tertolak dan tidak diterima, untuk itulah kita perlu mengenal apa dan bagaimana harta haram tersebut. Foto ilustrasi/ist
sangat penting bagi seorang muslim. Karena akibat
yang kita makan, bisa jadi yang membuat amal ibadah kita tertolak,
, dan usahanya tidak diberkahi. Untuk itulah, seorang muslim wajib mengenal apa itu harta haram.
Dalam pengertiannya harta haram menurut Syaikh Dr. Khalid al-Mushlih adalah semua harta yang didapatkan atau dikumpulkan dengan cara yang
. Lantas apa saja yang termasuk dalam harta haram ini?
Mengutip penjelasan Ustadz Ammi Nur Baits, Dewan Pembina Konsultasi Syariah, pembagian harta haram adalah terbagi dua, yakni: harta haram karena dzatnya dan harta haram karena cara mendapatkannya.
Harta haram karena dzatnya ada 4 macam, yaitu:
(a) Benda haram yang sama sekali tidak memiliki manfaat yang mubah, seperti khamr, berhala, alat musik, dan seterusnya.
Harta semacam ini harus dibuang dan sama sekali tidak boleh disimpan. Harta haram jenis ini tidak bisa diperjualbelikan dan tidak bisa dimanfaatkan.
Ketika khamr diharamkan, Abu Thalhah bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang anak yatim yang memiliki warisan berupa khamr. Beliau bersabda, “Tumpahkan!” (HR. Ahmad dan Abu Daud)
(b) Benda haram yang memiliki manfaat mubah, namun tidak boleh diperjual belikan.
Seperti anjing, atau bangkai yang bisa disamak kulitnya, atau lemak bangkai yang bisa dimanfaatkan untuk minyak.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا حَرَّمَ عَلَى قَوْمٍ أَكْلَ شَىْءٍ حَرَّمَ عَلَيْهِمْ ثَمَنَهُ
“Apabila Allah mengharamkan suatu kaum untuk makan sesuatu maka Allah haramkan hasil penjualannya.” (HR. Ahmad 2221, Abu Daud 3490 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth)
(c) Benda yang haram dimakan namun halal dimanfaatkan dan diperjualbelikan.
Contoh keledai, bighal, kucing (menurut jumhur ulama).
Ibnul Qayyim menjelaskan,
Semut yang berbincang dengan Nabi Sulaiman juga turut diizinkan masuk surga. Diketahui, raja semut memerintahkan rakyatnya untuk segera memasuki sarang saat Nabi Sulaiman beserta pasukan melintas.
Setelah berbincang dengan raja semut, Nabi Sulaiman mengetahui bahwa mereka takut merasa takjub terhadap pasukan melebihi rasa taat kepada Allah SWT.
8. Ikan Nabi Yunus AS
Ikan paus yang menelan Nabi Yunus as selama 40 hari juga diizinkan Allah untuk masuk surga. Diketahui selama di dalam perut ikan tersebut, Nabi Yunus senantiasa berdoa dan meminta ampun kepada Allah SWT lantaran meninggalkan kaumnya.
Setelah dirinya berhasil keluar dari perut ikan, Nabi Yunus kembali menemui kaumnya dan cukup terkejut lantaran mereka telah beriman kepada Allah SWT. Sejak ditinggalkan, ternyata kaumnya menyadari kebenaran perkataan dari Nabi Yunus.
9. Keledai Nabi Uzair
Kekuasaan Allah dibuktikan pada seekor keledai yang disaksikan langsung oleh Nabi Uzair as. Keledai tersebut diutus Allah untuk menjawab pertanyaan Nabi Uzair saat melintasi sebuah desa yang hancur dengan tulang manusia berserakan.
Nabi Uzair penasaran dengan kekuasaan Allah yang dapat menghidupkan tubuh-tubuh hancur. Seketika, dia beserta keledainya ditidurkan selama 100 tahun hingga hancur. Saat terbangun, tubuhnya serta keledai dapat kembali utuh.
10. Sapi Betina Bani Israil
Hewan terakhir yang dijamin masuk surga adalah sapi betina Bani Israil. Sapi betina tersebut menjadi utusan Allah saat Nabi Musa mendapatkan pertanyaan dari Bani Israil mengenai pria kaya yang dibunuh misterius.
Sapi betina tersebut disembelih lalu dipukulkan ke jenazah. Akhirnya, jenazah tersebut dapat menjawab pembunuhnya hingga menjadi titik terang. Hasilnya, sapi betina tersebut diganjar Allah bakal masuk surga.
Bobo.id - Hewan tinggal di habitat yang beragam, salah satunya gurun pasir.
Namun, tidak semua hewan cocok dengan kondisi alam di gurun pasir, terutama karena suhu panas saat siang dan dingin pada malam hari.
Maka dari itu, hewan-hewan yang tinggal di gurun pasir merupakan hewan yang dapat beradaptasi dengan suhunya.
Selain itu, hewan juga harus bisa menyesuaikan diri dengan kondisi kering, panas, dan perubahan suhu.
Nah, dari banyaknya hewan yang hidup di gurun, ada beberapa jenis yang berukuran besar, teman-teman.
Kali ini, Bobo akan mengajakmu mengenal hewan terbesar yang diketahui hidup di gurun pasir. Yuk, cari tahu!
Bersumber dari a-z-animals.com, beruang gobi (Ursus arctos gobiensis) adalah satu-satunya spesies beruang yang mampu bertahan terhadap panas ekstrem di gurun.
Berdasarkan jenisnya, beruang gobi ini termasuk beruang cokelat, hanya saja mereka tinggal di Gurun Gobi.
Tinggi tubuh beruang gobi berkisar di antara 1-1,5 meter, panjangnya 1,5-1,6 meter, dan beratnya di antara 95-137 kilogram.
Meski berukuran besar, beruang gobi adalah herbivora, yang pada kondisi tertentu juga bisa memakan serangga dan hewan kecil.
Baca Juga: Unik, Lumba-Lumba Ternyata Punya Ratusan Gigi, Ini Fakta Menariknya
Beruang Gobi adalah makhluk soliter, yang berarti mereka biasanya hidup sendirian dan jarang terlihat bersama-sama.
Mereka adalah hewan yang sangat pemalu dan sulit ditemui oleh manusia.
2. Domba Gurun Bighorn
Domba Gurun Bighorn (Ovis canadensis nelsoni) adalah subspesies domba liar yang mendiami daerah gurun dan pegunungan di Amerika Utara.
Domba Gurun Bighorn terkenal karena tanduknya yang besar untuk bersaing dengan sesama jantan.
Ukuran tubuh domba ini lebih besar daripada domba pada umumnya. Beratnya sekitar 68-136 kilogram, tinggi 0,7-1 meter, dan panjang 1,2-1,8 meter.
Domba Gurun Bighorn adalah pendaki yang sangat terampil dan mampu bergerak dengan lancar di tebing-tebing dan lereng pegunungan yang curam.
Kemampuan mendaki ini membantu mereka mencari makanan dan menghindari pemangsa.
Mereka bertahan hidup terhadap suhu panas dengan bermigrasi ke daerah yang tinggi untuk menghindari suhu panas berlebihan.
Burung unta (Struthio camelus) merupakan burung terbesar di bumi, yang tingginya mencapai 2,7 meter, dengan berat 99-158 kilogram.
Baca Juga: Jadi Organ Paling Ikonik, Apa Fungsi Tentakel Penyengat pada Ubur-Ubur?
Dengan ukuran sebesar ini, burung unta dapat menghasilkan telur dengan panjang mencapai 15 sentimeter dengan berat hingga 1,5 kilogram.
Burung unta populer sebagai burung tercepat yang bisa berlari. Yap, burung unta bergerak dengan berlari, bukan terbang.
Kecepatan berlari burung unta bisa menyusul di belakang citah yang dikenal sebagai hewan tercepat di dunia, yaitu 70 km/jam.
Ketika berjalan, burung unta dapat berjalan dengan kecepatan sekitar 5 hingga 8 km/jam.
Mereka bisa bertahan hidup di gurun yang panas dengan menghasilkan urine yang jumlahnya tidak banyak untuk menghemat air.
Singa (Panthera leo) merupakan kucing terbesar nomor dua di dunia yang berasal dari Afrika, sehingga mereka pandai beradaptasi di berbagai tempat.
Meski tidak sering ditemukan di gurun, namun singa juga termasuk hewan terbesar yang bisa hidup di gurun.
Tubuhnya sepanjang 1,3 hingga 2 meter, sedangkan ekornya bisa sepanjang 1 meter.
Dengan tubuh panjang tersebut, berat singa paling besar bisa mencapai 500 pon, atau 226,7 kilogram!
Jarang ada yang tahu, singa ternyata dapat berjalan hingga 30 jam secara terus-menerus.
Baca Juga: Berbeda dari Hewan Lain, Inilah Alasan Unik Kepiting Berjalan Menyamping
Namun, ketika mereka harus berlari untuk mengejar mangsa, singa dapat mencapai kecepatan berlari yaitu 80-81 kilometer per jam.
Bukan hewan yang asing lagi, unta dianggap sebagai hewan yang paling populer di habitat gurun.
Ada dua spesies unta di dunia, yakni unta Baktria (Camelus bactrianus) dan unta dromedaris (Camelus dromedarius).
Ukuran unta juga tidak bisa diremehkan, lo. Tingginya bisa mencapai 2 meter, panjang tubuh 3,5 meter, dengan berat mencapai 498 kilogram.
Salah satu ciri unik unta adalah leher panjang dan punuknya yang membantu unta bertahan hidup di gurun panas.
Punuk unta adalah tempat untuk menyimpan cadangan lemak, bukan untuk menyimpan cadangan air.
Cadangan lemak di punuk unta bisa mencapai 36 kilogram, yang bisa membantu menggantikan makanan unta selama tiga minggu.
Artikel ini dibuat dengan bantuan AI dan diperiksa ulang oleh Redaksi Bobo.id.
Apa nama ilmiah beruang gobi?
Petunjuk: cek di halaman 1!
Lihat juga video ini, yuk!
Ingin tahu lebih banyak tentang pengetahuan seru lainnya, dongeng fantasi, cerita bergambar, cerita misteri, dan cerita lainnya? Teman-teman bisa berlangganan Majalah Bobo.
Untuk berlangganan, teman-teman bisa mengunjungi Gridstore.id.
Ikuti juga keseruan rangkaian acara ulang tahun Majalah Bobo yang ke-50 di majalah, website, dan media sosial Majalah Bobo, ya! #50TahunMajalahBobo2023
Artikel ini merupakan bagian dari Parapuan
Parapuan adalah ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.
AIA Healthiest Schools Dukung Sekolah Jadi Lebih Sehat Melalui Media Pembelajaran dan Kompetisi
Sonora.ID - Pernahkah kamu dihadapkan dengan pertanyaan berupa, apa saja contoh hewan yang mengalami metamorforsis tidak sempurna?
Sebelum dapat menjawab pertanyaan tersebut, kamu harus mengerti terlebih dahulu pengertian metamorforsis.
Metamorforsis adalah perubahan atau peralihan bentuk yang dialami oleh beberapa jenis hewan. Perubahan ini terbagi menjadi dua, yakni metamorforsis sempurna dan tidak sempurna.
Page Baluch dalam laman Ask a Biologist menjelaskan, serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna hanya memiliki tiga tahap perubahan.
Adapun ketiga tahapan dalam metamorforsis tidak sempurna yaitu 1) telur, 2) nimfa, kemudian 3) dewasa.
Baca Juga: 7 Hewan yang Tidak Mengalami Metamorfosis Selama Tahapan Hidupnya
Contoh Hewan yang Mengalami Metamorforsis Tidak Sempurna
Sejumlah daftar hewan dengan metamorforsis tidak sempurna tersebut yakni sebagai berikut.
Dikutip dari A-Z Animals, siklus telur pada rayap berakhir setelah sekitar empat minggu, tahap nimfa berlangsung setidaknya satu bulan, dan tahap dewasa berlangsung dari satu hingga beberapa tahun.
Setelah telur menetas, rayap nimfa masih bergantung pada pekerja dewasa untuk membantu mereka melepaskan kulit luar.
Pergantian ini dapat terjadi beberapa kali tergantung pada spesiesnya. Umur rata-rata rayap adalah 1-5 tahun.
Namun, seluruh proses dapat bervariasi dari spesies ke spesies dan berubah berdasarkan ekosistem.
Baca Juga: Mengenal Metamorfosis Sempurna dengan Pengertian dan Contoh Hewannya
Belalang juga mengalami metamorfosis tidak sempurna. Setelah menetas dari telur, belalang muda, yang disebut nimfa, bertahan hidup di dedaunan tanaman.
Selama tahap ini, belalang mengalami beberapa pergantian kulit sebelum mencapai tahap dewasa.
Tahap ini berlangsung sekitar enam minggu, dan jangka hidup belalang dewasa adalah sekitar satu tahun.
Laba-laba mengalami metamorfosis yang tidak sempurna karena tidak melewati tahap kepompong seperti serangga lainnya.
Laba-laba betina biasanya meletakkan telur dalam kantung sutra dan mengamankannya. Setelah menetas, laba-laba muda, yang disebut spiderling, mulai menjalani tahap belum matang.
Mereka mengalami pergantian kulit berulang kali saat mereka tumbuh. Laba-laba hidup rata-rata satu hingga dua tahun, dengan betina memiliki rentang hidup yang lebih panjang.
Serangga yang memiliki siklus hidup metamorfosis tidak lengkap antara lain serangga sejati, belalang, kecoa, rayap, belalang sembah, jangkrik, dan kutu.
Baca Juga: Daur Hidup Lebah, Lengkap Penjelasan Fasenya
Kecoa adalah serangga yang aktif pada malam hari dan terbatas dalam aktivitasnya pada kegelapan malam, demikian dijelaskan laman Sciencing.
Kecoa betina, yang lebih besar daripada jantan, dapat bereproduksi beberapa kali dalam hidupnya. Betina biasanya menghasilkan kotak telur yang mereka simpan di perut.
Setelah menetas, kecoak mengalami serangkaian pergantian kulit dan pertumbuhan. Setiap kali mereka mengganti kulit, serangga menjadi lebih besar.
Pergantian kulit terakhir menghasilkan bentuk serangga yang memiliki sayap dan dapat bereproduksi. Umur kecoa bervariasi, dengan rata-rata sekitar dua tahun.
Earwig adalah serangga berwarna coklat yang termasuk dalam ordo Dermaptera. Nama "earwig" berasal dari mitos bahwa serangga ini merayap ke dalam telinga orang yang sedang tidur.
Hewan memiliki berbagai spesies dengan atau tanpa sayap, dan panjangnya berkisar antara 10 hingga 50 mm.
Earwig betina menyimpan sperma setelah kawin untuk fertilisasi yang akan dilakukan nanti. Jika terlalu lama tinggal di dalam liang, betina dapat memakan anaknya.
Baca Juga: Proses Metamorfosis Katak, Materi Pelajaran IPA
Kepik atau disebut juga dengan hemiptera adalah ordo serangga yang memiliki mulut yang dirancang untuk menusuk dan menghisap cairan, seperti getah.
Setelah menetas dari telur, serangga Hemiptera melewati lima tahap nimfa sebelum menjadi dewasa.
Dari satu telur belalang sembah, lebih dari 200 nimfa dapat menetas. Tubuhnya terdiri dari tiga segmen: kepala berbentuk segitiga, dada, dan perut.
Setelah melalui serangkaian bentuk nimfa, serangga dewasa pun tumbuh, meskipun mereka mungkin tidak menyerupai nimfa secara penampilan.
Belalang sembah umumnya memangsa serangga lain. Jika tidak ada makanan yang cukup, mantodea yang lapar akan memakan sesama mereka.
Capung memiliki perut yang panjang dan ramping serta dua pasang sayap tembus pandang.
Capung betina bertelur di air. Telur menetas menjadi nimfa capung atau naiad yang memiliki insang untuk bertahan hidup di dalam air.
Naiad memakan berudu, cacing, dan makhluk bercangkang lainnya yang hidup di air. Sementara itu, capung dewasa memangsa serangga terbang lainnya, termasuk nyamuk.
Baca Juga: Proses Metamorfosis Capung: Telur, Larva, hingga Capung Dewasa
Demikian tadi contoh hewan yang mengalami metamorforsis tidak sempurna. Semoga bermanfaat!
13 Desember 2024 18:57 WIB
13 Desember 2024 18:20 WIB
13 Desember 2024 18:15 WIB
13 Desember 2024 18:02 WIB